Untuk menjadikan aktif,
maka pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis serta
mengetahui prinsip-prinsinya, Nana Sudjana (1989:27-29) mengungkapkan prisip-prinsip
belajar aktif antara lain:
1). Stimulus belajar
Yang dimaksud dengan
stimulus belajar adalah segala hal di luar individu itu untuk mengadakan reaksi
atau perbuatan belajar . Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi
biasanya dalam bentuk stimulus. Stimulus tersebut dapat berbentuk verbal atau
bahasa, visual, auditif, taktik dan lain-lain. Stimulus hendaknya disampaikan
dengan upaya membantu agar siswa menerima pesan dengan mudah.
2). Perhatian dan
motivasi
Perhatian adalah
pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek (Suryabrata, 1993:14).
Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah
kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai (Sardiman,
1996:101). Perhatian dan motivasi akan berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa, untuk memotivasi dan memberikan perhatian pada kegiatan belajar,
pengajar dapat melakukan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan
dan pembelajaran yang menyenangkan. Motivasi belajar yang diberikan oleh guru
tidak akan berarti tanpa adanya perhatian dan motivasi siswa.
Ada beberapa cara untuk
menumbuhkan perhatian dan motivasi, antara lain melalui cara mengajar yang
bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru melalui
pertanyaan kepada siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan
keinginan belajarnya, menggunakan media dan alat bantu yang menarik perhatian
siswa seperti gambar, foto, diagram dan lain-lain. Secara umum siswa akan
terangsang untuk belajar apabila ia melihat bahwa situasi belajar mengajar
cenderung memuaskan dirinya sesuai dengan kebutuhannya.
3). Respon yang
dipelajari
Belajar adalah proses
belajar yang aktif, sehingga apabila tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan
belajar sebagai respon siswa terhadap stimulus guru, maka tidak mungkin siswa
dapat mencapai hasil belajar yang dikehendaki.
Keterlibatan atau respon
siswa terhadap stimulus guru bisa meliputi berbagai bentuk seperti perhatian,
proses internal terhadap informasi, tindakan nyata dalam bentuk partisipasi
kegiatan belajar seperti memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru, menilai kemampuan dirinya dalam menguasai informasi,
melatih diri dalam menguasai informasi yang diberikan oleh guru dan lain-lain.
4). Penguatan
Setiap tingkah laku yang
diikuti oleh kepuasan terhadap bebutuhan siswa akan mempunyai kecenderungan
untuk diulang kembali. Sumber penguat belajar untuk pemuasan kebutuhan yang berasal
dari luar adalah nilai, pengakuan prestasi siswa, persetujuan pendapat siswa,
pemberian hadiah dan lain-lain.
5). Asosiasi
Secara sederhana,
berfikir asosiatif adalah berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuai dengan
lainnya. Berfikir asosiatif itu merupakan proses pembentukan hubungan antara
rangsangan dengan respon Asosiasi dapat dibentuk melalui pemberian bahan
yang bermakna, berorientasi kepada pengetahuan yang telah dimiliki siswa,
pemberian contoh yang jelas, pemberian latihan yang jelas, pemberian latihan
yang teratur, pemecahan masalah yang serupa, dilakukan dalam situasi yang
menyenangkan. Di sini siswa dihadapkan kepada situasi baru yang dapat menuntut
pemecahan masalah melalui informasi yang telah dimilikinya (Sudjana,
1989:27-29).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar