Selasa, 12 Desember 2017

Strategi belajar menulis professional


Strategi belajar menulis professional
A. Pendahuluan

Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang dipergunkan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Nurgiantoro (2001-296) mengemukakan aktivitas menulis merupakan bentuk manifestasi kemampuan berbahasa yang paling akhir dikuasai pembelajar setelah kemampuan menyimak, membaca, dan berbicara. Kemampuan menulis melibatkan semua aspek kemampuan seseorang. Menulis adalah aktivitas seluruh aspek kemampuan seseorang. Menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan otak kiri (logika). Selanjutnya (Hernacki dan Portar, 1999:179) mengemukakan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung.




Selain itu, menulis adalah suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan cara berfikir teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman sebagai suatu keterampilan yang produktif. Menulis dipengaruhi oleh keterampilan produktif lainnya, seperti aspek berbicara maupun keterampilan reseptif yaitu spek membaca dan menyimak serta pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca. Pemahaman berbagai jenis karangan serat pemahaman berbagai jenis paragraph dan pengembangannya. Keraf (1990:42) menyatakan keterampilan menulis sebagai salah satu kemampuan berbahasa yang membutuhkan keahlian dari seseorang dalam menguasai bentuk bahasa tulis untuk maksud komunikasi. Menulis atau mengarang merupakan kegiatan mengungapkan gagasan secara tertulis yang membutuhkan beberapa keterampilan.

Berkaitan dengan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis.


Permasalahan
Rendahnya kemampuan menulis siswa sekolah dasar, siswa menengah, perguruan tinggi, hingga para tingkat pejabat, sering dibicarakan pakar penelitian, seperti dinyatakan oleh Alwasilah (1994) bahwa keterampilan menulis siswa rendah mutunya. Lebih lanjut temuan Ismail (2000) mengatakan bahwa keterampilan menulis siswa Indonesia paling rendah di Asia. Apakah alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis paragfar deskripsi sehingga kemampuan menulis siswa lebih baik ?

Pembahasan
Kegiatan menulis dibutuhkan adanya ketelitian, kepaduan, keruntutan dan kelogisan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain, antara paragraf dengan paragraf berikutnya sehingga akan membentuk sebuah karangan yang baik dan utuh. Penggunaan bahasa tulis untuk mengungkapkan ide, dan pikiran itu tidak mudah d ikuasai siswa. Sampai saat ini penggunaan bahasa tulis siswa belum baik. Hal ini disebabkan antara lain, keterampilan menulis merupakan aktivitas yang sulit dan memerlukan pemikiran yang mendalam (Sharpies, 1993:3). Di sekolah dasar kelas 5 dan kelas 6 siswa sudah mulai dikenalkan dengan jenis tulisan deskripsi. Pengajaran menulis, khususnya menulis paragraph deskripsi adalah keterampilan yang bertujuan untuk mengajukan suatu objek atau suatu hal yang sedemikian rupa, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan kepala pemabaca. Dalam pengajaran menulis deskripsi ini guru perlu memikirkan bagaimana cara menciptakan pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Penggunaan teknik objek langsung merupakan alternative pembelajaran menulis paragraph deskripsi. Teknik aobjek langsung dalam proses belajarnya mengajak siswa secara langsung mengamati objek yang akan ditulisnya. Melalui teknik objek langsung diharapkan siswa akan lebih tertarik untuk menuangkan idea tau gagasan dalam bentuk tulisan dan diharapkan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam pembelajaran menulis.

 Pengertian Menulis
                Linse (2006), menyatakan menulis harus lebih ditekankan pada kepasihan, sama seperti pada berbicara. Seorang guru harus bisa menyeimbangkan pentingnya proses dan hasil. Menulis juga pada dasarnya merupakan tindakan menggunakan grafik yang merupakan kombinasi huruf-huruf. Namun menulis sebenarnya adalah memproduksi ide, pikiran yang dituangkan dalam bahasa tulis (grafis) untuk pembaca, artinya menulis merupakan penggunaan bahasa tulis untuk mengemukakan ide dan pemikiran untuk pembaca.  (Byrne, 1998). Dikatakan Syafi’i (1988:167) bahwa menulis merupakan konsentrasi pikiran, perasaan dan kemampuan kita. Ur (2000), mengemukakan pengajaran menulis adalah to teach  the student how to express ideas, and convecy a message to the reader , ini berarti mengajarkan menulis menekankan kepada siswa bahwa apa yang kita tulis harus bisa diterima seperti apa yang kita pikirkan dengan kata lain menulis itu harus hati-hati dan berurutan dengan kaidah yang benar.


Menulis Deskripsi
Deskripsi merupakan bentuk wacana yang menyajikan suatu objek dan seolah-olah objek tersebut ada di depannya. Menulis deskripsi adalah kegiatan menulis yang berusaha memberikan perincian atau melukiskan dan mengemukakan objek yang ada (Nurgiantoro, 2001:13). Dalam menulis deskripsi logika tetap diutamakan meskipun hanya terbatas pada objek logika penulisan waktu dan urutan tempat. Selain itu, ada dua hal yang harus diperhatikan dalam menulis deskripsi yaitu, (1) kesanggupan berbahasa yang kaya nuansa dan bentk, (2) kecermatan dalam pengamatan serta ketelitian terhadap objek yang akan ditulis.

Menurut Keraf, (1995:93) sasaran yang akan dicapai dalam menulis deskripsi adalah menciptakan dan memunculkan daya khayal pembaca agar seolah-olah mereka melihat sendiri objeknya secara keseluruhan. Deskripsi member satu citra mental mengenai sesuatu hal yang dialami, misalnya pemandangan, orang atau sensasi.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menulis deskripsi adalaj jenis tulisan yang berusaha menggambarkan suatu objek secara rinci sehingga seolah-olah objek tersebut berada di depannya dan pembaca merasakan hal-hal yang ditulis pengarang.

Hakikat Menulis Paragraf Dekripsi
Deskripsi adalah semacam bentuk wacana, wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri objek itu. (Keraf 1995: 16). Deskripsi member satu citra mental mengenai sesuatu hal yang dialami, misalnya pemandangan, orang atau sensasi.

Fungsi utama dari deskripsi adalah membuat para pembacanya melihat barang-barang atau objeknya atau menyerap kualitas khas dari barang-barang itu deskripsi membuat kita melihat yaitu meembuat visualisasi mengenai objeknya, atau dengan kata lain deskripsi memusatkan uraiannya pada penampakan barang. Dalam deskripsi kita melihat objek garapan secara hidup dan konkrit, kita melihat objek sacara bulat.

Misalnya kita akan membuat deskripsi tentang sebuah rumah, diharapkan menyajukan banyak penampilan individual dan karekteristik dari rumah itu, dan beberapa aspek yang dpat dianalisis seperti: besarnya, materi, materi kontruksinya, dan rancangan arsiteksturnya. Demikian pula deskripsi suatu daerah pedesaan kurang bertalian dengan cirri-ciri studi topografis, tetapi lebih terfokus pada macam-macam keistimewaan umum, dan suasana local yang menarik, karena sasaran yang dituju adalah member perhatian pada penmpilan yang khas dari objeknya. Deskripsi banyak kaitannya dengan hubungan pancaindera dan pencitraan, maka banyak tulisan deskripsi di klasifikasikan sebagai tulisan kreatif.

Tujuan menulis deksripsi adalah membuat para pembaca menyadari dengan hidup apa yang diserap penulis melalui pancaindera, merangsang perasaan pembaca mengenai apa yang digambarkannya, menyajikan suatu kualitas pengalaman langsung. Objek yang dideskripsikan mungkin sesuatu yang bisa ditangkap dengan pancaindera kita, sebuah pemandangan alam, jalan-jalan kota, tikus-tikus selokan atau kuda balapan, wajah seseorang yang cantik molek, atau seseorang yang putus asa, alunan music atau gelegar Guntur, dan sebagainya.

Paragraf deskripsi merupakan penggambaran suatu keadaan dengan kalimat-kalimat, sehingga menimbulkan kesan yang hidup. Penggambaran atau lukisan itu harus disajikan sehidup-hidupnya, sehingga apa yang dilukiskan itu hidup di dalam angan-angan pembaca.

Deskripsi lebih menekankan pengungkapannya mlalui rangkaian kata-kata. Walaupun untuk membuat deskripsi yang baik, penulis harus mengadakan identifikasi terlebih dahulu, namun pengertian deskripsi hanya menyangkut pengungkapan melalui kata-kata. Dengan mengenal cirri-ciri objek garapan. Penulis dapat menggambarkan secara verbal objek yang ingin diperkenalkan kepada para pembaca. Paragraf deskripsi merupakan paragraph yang melukiskan suatu objek sehingga seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan hal-hal ditulis pengarang.

Teknik Pembelajaran Objek Langsung
                Teknik merupakan implementasi atau penerapan metode yang dalam kenyataannya terjadi di dalam kelas. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia banyak pilihan teknik mengajar bagi guru. Penggunaan teknik mengajar harus disesuaikan dengan materi dari kondisi siswa. Salah satu teknik pembelajaran bahasa khususnya menulis deskripsi adalah teknik objek langsung. Teknik objek langsung adalah suatu teknik yang dalam proses belajarnya mengajak siswa mengamati secara langsung objek yang akan menjadi bahan tulisan.

                Teknik pembelajaran menulis objek langsung bertujuan agar siswa dapat menulis dengan cepat berdasarkan objek yang dilihat. Guru menunjukkan objek kepada siswa di depan kelas, misalnya sebuah patung, vas bunga, mobil-mobilan, dan lain-lain. Dari objek tersebut siswa dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan objek yang dilihatnya. Alat yang dibutuhkan adalah objek-objek yang bervariasi sesuai dengan tema pembelajaran. Teknik ini dapat dijalankan secara perseorangan maupun secara berkelompok (Suyatno, 2004:82).

           Kegiatan yang dilakukan dalam penerapan pembelajaran menulis deskripsi dengan menggunakan teknik objek langsung ini adalah sebagai berikut: 
Pertama, guru menyampaikan pengantar kemudian guru memajang beberapa objek di depan kelas.
Kedua, siswa diajak untuk melihat objek tersebut secara langsung. 
Ketiga, siswa mulai mengidentifikasi objek, kemudian siswa membuat tulisan secara runtut dan logis.

Teknik pembelajaran menulis objek langsung bertujuan agar siswa dapat menulis dengan cepat berdasarkan objek yang dilihat. Teknik ini dapat dijalankan secara perseorangan maupun secara kelompok dengan cara observasi langsung. Siswa secara langsung dapat menuangkan ide  atau gambaran sesuai dengan apa yang mereka lihat, sesuai dengan pancaindera, jadi kesannya membuat tulisan itu menjadi hidup. Teknik menulis objek langsung diharapkan dapat menyajikan cerita seobjektif mungkin sehingga pembaca benar-benar dapat merasakan apa yang mereka baca seolah-olah mereka melihat sendiri objek yang ada dalam tulisan tersebut.

Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung

Tujuan teknik pembelajaran menulis deskripsi dengan teknik objek langsung adalah agar siswa dapat menulis melalui pengamatan secara langsung, selanjutnya siswa dapat mengungkapkan atau mengapresiasikan gagasan, ide, mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam bentuk tulisan. Suyatno (2004:82) mengemukakan beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran menulis dengan teknik objek langsung yaitu, (1) guru memberikan pengantar singkat tentang teknik pembelajaran menulis paragraph deskripsi, (2) guru membagi kelompok berdasarkan objek yang akan diamati oleh siswa, (3) guru menyuruh siswa untuk keluar kelas selama 35 menit, (4) siswa mempresentasikan hasil yang telah dilihat dan ditulis, (6) guru merefleksi proses kegiatan hati itu.

Berikut uraian keenam langkah-langkah pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan teknik objek langsung.

Guru Memberikan Pengantar Singkat tentang Teknik Pembelajaran Menulis Paragraph Deskripsi
               
Langkah pertama yang dilakukan guru memberikan pengertian bahwa paragraph deskripsi merupakan kegiatan menulis yang berusaha memberikan perincian atau melukiskan dan mengemukakan objek yang ada. Kemudian guru memberikan contoh sebuah paragraph deskripsi dengan menunjukkan satu objek misalnya saja bunga.

Bunga mawar bermacam-macam warnanya. Ada yang berwarna merah, merah muda, dan putih. Bunga mawar diletakkan di vas sangat indah sekali, Baunya harum, batangnya berduri. 
Guru Membagi Kelompok Berdasarkan Objek yang akan diamati oleh Siswa 
Murid dibagi menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok diberi tugas yang berbeda. Setiap kelompok diberi tugas individu untuk menulis apa yang dilihat dan dirasakannya. Guru menentukan objek yang akan ditulis ke dalam paragraph deskripsi pada setiap kelompok, tetapi dikerjakan secara individu agar siswa bebas dalam berekspresi dan menuangkan ide dalam bentuk tulisan.

Kelompok satu mendapat tugas melihat objek langsung di depan sekolah, kelompok dua di samping kiri sekolah, kelompok tiga di samping kanan sekolah dan kelompok empat di belakang sekolah. Guru Menyuruh Siswa untuk Keluar Selama 35 Menit 
Murid mengamati dan menuliskan apa yang dilihat dari masing-masing kelompok sesuai dengan tugas yang diberikan guru. 
Siswa Mempresentasikan Hasil yang Telah Dilihat dan Ditulis 
Selesai menulis paragraph deskripsi sesuai dengan objek yang ditentukan oleh guru, kemudian siswa mempresentasikan secara individu sesuai dengan pembagian kelompoknya masing-masing.

 Guru Merefleksi Proses Kegiatan

Guru merefleksi proses kegiatan hari itu, guru memberi masukan secara umum, agar lebih leluasa lagi mengungkapkan apa yang dilihat dan menulis ide-ide yang ada pada pikiran anak. Penggunaan tanda baca, huruf capital, kata penghubung, dan kata depan serta kalimat efektif.

Simpulan

Menulis merupakan suatu keterampilan yang bersifat kompleks melibatkan seluruh aktivitas otak. Pembelajaran menulis di sekolah dasar terbagi dalam dua kategori yaitu menulis lanjut. Salah satu jenis menulis lanjut  adalah menulis karangan deskripsi. Pembelajaran menulis karangan deskripsi dapat dilakukan dengan pembelajaran teknik langsung. Penerapan teknik langsung dalam pembelajaran menulis deskripsi diharapkan dapat membantu siswa dalam mengungkapkan ide dan gagasan yang dimilikinya.
               
Upayakan pembelajaran menulis paragraph deskripsi ini dirancang dengan tepat agar siswa senang, tertarik, dan menantang. Guru menentukan objek yang akan ditulis ke dalam paragraph deskripsi pada setiap kelompok, tetapi dikerjakan secara individu agar siswa bebas dalam berekspresi dan menuangkan ide dalam bentuk tulisan.

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar, 1994. Dari Cicalangkasampai. Chicago. Bunga Rampai Pendidikan
Bahasa, Bandung. Penerbit Angkasa.

Ismail, Taufiq. 2000. Pengajaran Sastra yang Efektif dan Efisien. Widya Perwa No.54, Maret 2000. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas Balai Bahasa Yokyakarta.

Keraf Gorys, 1990. Argumentasi, Deskripsi dan Narasi, Jakarta: PT Gramedia.

Nurgiantoro, Burhan, 2001. Penelitian dalam Pembelajaran Bahasa dan sastra, Yokyakarta: BPPE.

Sharpies, M. 1999. How The Write as Creative Design. New York: Routledge.

Suyatno, 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra, Surabaya: Sic

Syafii, Iman, 1988. Retorika dalam Menulis, Jakarta. Depdikbud Dikti, PPLPTK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Duga Pemilu Curang, Ramai-ramai Kyai dan Ulama Sampang Desak Bawaslu Gelar Coblos Ulang LAPORAN :  NOVIYANTO AJI SABTU, 17 FEBRUARI 2024 |...