Kamis, 28 Juli 2016

Gegap Gempita dunia Pendidikan Indonesia.

 



Kabar yang kontroversial tentang pergantian menteri atau yang sering disebut dengan istilah reshufle kabiner .Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo secara resmi telah mengumumkan pergantian menteri di Kabinet Kerja. Salah satu posisi yang mengalami pergantian yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Anies Baswedan kini digantikan oleh Muhadjir Effendy. Pria kelahiran 29 Juli 1956 meraih gelar sarjana di IKIP Malang pada 1982.
Prof .Muhadjir  melanjutkan pendidikannya ke jenjang Magister (S-2) di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan mengambil jurusan Administrasi Publik dan tamat pada 1996. Setelah itu, ayah tiga anak tersebut meraih gelar doktornya dari Universitas Airlangga (Unair). Sejak 2015



 Dalam bidang organisasi kita mengetahui bahwa Muhadjir menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015 sampai 2020. Suami dari Suryan Widati tersebut juga pernah mendapatkan tanda jasa yaitu Satayalencana Karya Satya XX pada 2010. Pria asal Madiun ini pernah menduduki jabatan sebagai rektor di UMM sebanyak tiga kali. Muhadjir menjabat sebagai rektor pada periode 2000 - 2004, 2004 - 2008, dan periode 2008 - Februari 2016.

Prof . Muhadjir juga aktif menulis sejumlah buku di antaranya Bala Dewa, Seperti Menyaksikan Dahlan Muda, dan juga Muhammadiyah dan Pendidikan di Indonesia. Semasa muda, Muhadjir aktif sebagai wartawan kampus hingga mendirikan surat kabar kampus UMM, BESTARI pada 1986. Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (UMM) Perwakilan Malang Raya itu juga merupakan penulis artikel lepas di beberapa media massa nasional. Pada Rabu 27 Juli 2016, sosiolog yang ahli di bidang militer dan intelektual muslim itu resmi ditetapkan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)


Ketika memperkenalkan para menteri baru, Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyebut, Muhadjir Effendy memiliki kualifikasi mumpuni dalam bidang pendidikan. Di antara buktinya, kata Pratikno, Muhadjir menjabat sebagai rektor UMM beberapa periode serta menjadi ketua PP Muhammadiyah dalam bidang pendidikan, kebudayaan dan litbang. "Pak Muhadjir tidak hanya berpengalaman dalam bidang pendidikan tinggi, tetapi juga dalam membawa berbagai organisasi yang dipimpinnya meningkatkan prestasi," ujar Pratikno, di Istana Negara, Jakarta,

Memperhatikan informasi yang dapat kita terima melalui media masa dan rekam jejak dari bapak menteri pendidikan yang baru ini, rasanya dada ini merasa lega sekaligus menumpuk sejumlah harapan besar kepada beliau.kenapa saya katakan demikian / sebab sudah terlalu banyak persoalan di dunia pendidikan yang ada sekarang ini belum terselesaikan.diantaranya masalah kurikulum seperti kurikulum 2013 yang menjadi kurikulum nasional yang mana peraturan dan implimentasinya selalu berubah rubah yaitu dari permen diknas 81/A  yang didalamnya mencakaup segala aspek kurikulum mulai dari standar isi yang terurai dalam K.I 1.2.3 dan 4. kemudian dipecah lagi menjadi beberapa permen baru  dengan berbagai jenis pokok bahasan bidangnya masing seperti proses pembelajaran,proses penilaian dan kebijakan lain, namun kenyataannya tak kunjung berakhir polemik yang terjadi atau dengan bahasa lain kurikulum nasional yang dimaksud tidak dapat berjalan secara serentak dengan baik.


Disamping persoalan yang diungkapkan diatas,masih terlalu banyak persoalan kependidikan lain seperti masalah guru,sarana  dan prasarana pendidikan yang memenuhi syarat termasuk juga kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan.semoga ada gebrakan baru yang lebih baik diungkapkan dan diperogramkan oleh bapak menteri pendidikan yang baru. wahai pak menteri kugantungkan harapan masa depan pendidikan indonesia ini melalui pundakmu..terima kasih yang telah membaca artikel ini. tolong di bagikan jika bermanfaat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Duga Pemilu Curang, Ramai-ramai Kyai dan Ulama Sampang Desak Bawaslu Gelar Coblos Ulang LAPORAN :  NOVIYANTO AJI SABTU, 17 FEBRUARI 2024 |...