Kamis, 21 April 2016

KREATIVITAS DAN AKTIVITAS DALAM PEMBELAJARAN


KREATIVITAS DAN AKTIVITAS DALAM PEMBELAJARAN

  Tujuan Proses belajar mengajar ( PBM ) menitik beratkan upaya agar materi pelajaran mudah dipelajari, diinternalisasi, dihayati, ditransfer, dan dilaksanakan dalam kehidupan nyata. Untuk mencapai tujuan PBM tersebut maka seorang pendidik atau guru perlu memiliki kiat – kiat sendiri yang sudah tentu tidak sama satu dengan yang lain. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar ditentukan oleh beberapa faktor,baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal terdiri atas motivasi, kepercayaan diri, dan kreativitas guru itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal lebih ditekankan kepada sarana serta iklim sekolah yang bersangkutan. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta/berkreasi. Tidak ada satu pun pernyataan yang dapat diterima secara umum mengenai mengapa suatu kreasi timbul.
Kreativitas sering dianggap terdiri dari 2 unsur, Pertama: Kefasihan yang ditunjukkan oleh kemampuan menghasilkan sejumlah besar gagasan pemecahan masalah secara lancar dan cepat. Kedua: Keluwesan yang pada umumnya mengacu pada kemampuan untuk menemukan gagasan yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah (Mulyasa, 2006). Istilah kreativitas digunakan untuk mengacu pada kemampuan individu yang mengandalkan keunikan dan kemahirannya untuk menghasilkan gagasan baru dan wawasan segar yang sangat bernilai bagi individu tersebut. Kreativitas dapat juga dianggap sebagai kemampuan untuk menjadi seorang pendengar yang baik, yang mendengarkan gagasan yang datang dari dunia luar dan dari dalam diri sendiri atau dari alam bawah sadar. Oleh karena itu, kreativitas lebih tepat didefinisikan sebagai suatu pengalaman untuk mengungkapkan dan mengaktualisasikan identitas individu seseorang secara terpadu dalam hubungan eratnya dengan diri sendiri, orang lain, dan alam Kreativitas dalam pembelajaran, juga merupakan hal yang sangat penting dan untuk itu guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut. Kreativitas juga merupakan proses berpikir dan bertindak kreatif dengan menghasilkan sesuatu yang setidaknya baru, bernilai, dan bermakna baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Kreativitas pada dasarnya merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap orang, yakni berupa kemampuan untuk mencipta (daya cipta) dan berkreasi. Implementasi dari kreativitas seseorang pun tidaklah sama, bergantung kepada sejauh mana orang tersebut mau dan mampu mewujudkan daya ciptanya menjadi sebuah kreasi ataupun karya. Dalam hal ini seorang guru misalnya harus mampu mengoptimalkan kreativitasnya, khususnya yang tertuang dalam sebuah bentuk pembelajaran yang inovatif. Artinya, selain menjadi seorang pendidik, seorang guru pun harus bisa menjadi seorang kreator. Sebagai contoh, kreativitas yang bisa diterapkan oleh seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, adalah dengan menciptakan sebuah model pembelajaran yang dekat dengan keseharian siswa secara nyata, yang sekarang ini kita kenal dengan RME (Realistic Matematics Education ). Pembelajaran yang kreatif dan inovatif, cukup ampuh untuk memotivasi siswa dalam berkarya, dan ketika siswa mendapatkan sesuatu yang baru dan mereka menyukainya, maka besar kemungkinan motivasi mereka dalam mempelajari hal yang lainnya akan terus meningkat. Karena itu, apa pun bidang studi yang digelutinya dan bagaimanapun pelajaran tersebut disampaikan, maka kreativitas sangat diperlukan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Makalah ini berupaya untuk mengungkapkan permasalahan bagaimana mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran matematika ? Dan diharapkan pembahasan ini dapat memberikan kontribusi positif bagi guru untuk meningkatkan krativitasnya sehingga siswa lebih termotivasi dalam proses pembelajaran.
 Pembahasan
Menurut Gordon dalam Joice and Weill dalam Sukadi (2006) mengemukakan empat prinsip dasar sinektik yang menentang pandangan lama tentang kreativitas. 1. Kreativitas merupakan sesuatu yang penting dalam kegiatan sehari – hari Hampir semua manusia berhubungan dengan proses kreativitas, yang dikembangkan melalui seni atau penemuan – penemuan baru. Gordon menekan bahwa kreativitas merupakan bagian dari kehidupan kita sehari – hari dan berlangsung sepanjang hayat dan juga menekankan bahwa ide – ide yang bermakna dapat ditingkatkan melalui aktivitas kreatif untuk memperkaya pemikiran. 2. Secara tradisional kreativitas dipandang sebagai sesuatu yang misterius, bawaan sejak lahir, yang bisa hilang setiap saat. Gordon yakin jika memahami landasan proses kreativitas, individu dapat belajar untuk menggunakan pemahamannya guna meningkatkan kreativitas dalam kehidupan dan pekerjaan, baik secara pribadi maupun sebagai anggota kelompok. Proses kreatif bukanlah sesuatu yang misterius. Hal tersebut dapat dideskripsikan dan mungkin membantu orang secara langsung untuk meningkatkan kreativitasnya Gordon juga memandang bahwa kreativitas didorong oleh kesadaran yang memberi petunjuk untuk mendieskripsikan dan menciptakan prosedur latihan yang diterapkan di sekolah atau lingkungan lain. 3. Penemuan kreatif sama dalam semua bidang, baik dalam bidang seni, ilmu, maupun dalam rekayasa dan ditandai oleh beberapa proses intelektual.Ide ini bertentangan dengan keyakinan umum, yang memandang kreativitas terbatas pada bidang seni. Padahal ilmu dan rekayasa juga merupakan penemuan manusia. 4. Gordon menunjukkan bahwa berpikir kreatif baik secara individu maupun kelompok, adalah sama yang menurunkan ide-ide dan produk dalam berbagai hal. Hal ini menentang pandangan yang mengemukakan bahwa kreativitas adalah pengalaman pribadi. Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik , melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun dalam pelaksanaannya seringkali kita tidak sadar, bahwa masih banyak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas dan kreativitas peserta didik. Apa yang diungkapkan diatas dapat dilihat dalam proses pembelajaran dikelas yang pada umumnya lebih menekankan pada aspek kognitif, sehingga kemampuan mental yang dipelajari sebagian besar berpusat pada pemahaman bahan pengetahuan, dan ingatan. Dalam situasi yang demikian, biasanya peserta didik dituntut untuk menerima apa – apa yang dianggap penting oleh guru dan menghapalnya. Guru pada umumnya kurang menyenangi suasana pembelajaran yang para peserta didiknya banyak bertanya mengenai hal – hal diluar konteks yang dibicarakan. Dengan kondisi yang demikian,maka aktivitas dan kreativitas para peserta didik terhambat atau tidak dapat berkembang secara optimal. Menurut Gibbs dalam Suryosubroto (1996) berdasarkan berbagai penelitiannya menyimpulkan bahwa kreativitas dapat dikembangkan dengan cara : 1. Memberi kepercayaan, 2. Komunikasi yang bebas, 3. Pengarahan diri, 4. Pengawasan yang tidak terlalu ketat. Hasil penelitian tersebut dapat diterapkan atau ditransfer dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini peserta didik akan lebih kreatif jika : 1. Dikembangkan rasa percaya diri pada peserta didik, dan tidak ada perasaan takut. 2. Diberi kesempatan untuk berkomunikasi ilmiah secar bebas dan terarah. 3. Dilibatkan dalam menentukan tujuan dan evaluasi belajar. 4. Diberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter. 5. Dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan. Penilaian terhadap kreativitas juga berbeda-beda dari individu-individu yang memandang kreativitas seseorang berdasarkan apa yang ada pada diri orang bersangkutan (seperti kemampuan, keterampilan atau juga pemikiran). Ciri hakiki terletak pada kreativitas terpuji, yaitu suatu kemampuan manusia menciptakan yang terbaik sesuai dengan keadaan, minat, dan kemampuan dirinya sehingga mampu menampilkan kreativitas terpuji yang menyejukkan, menyenangkan, menumbuhkembangkan rasa adil dan damai di antara sesama manusia yang sampai pada makna yang paling tinggi yaitu bernilai indah. Menurut Prof. Dr. H. Engkoswara (1999) mengemukakan, guru adalah seorang tenaga pendidik yang bekerja menyampaikan ilmu pengetahuan (kognitif), mengembangkan sikap kepribadian (afektif), serta memberikan bekal keterampilan (psikomotor) kepada peserta didik, dalam ruang lingkup organisasi pendidikan di tingkat sekolah. Guru juga merupakan "ujung tombak" kegiatan belajar-mengajar (KBM) di kelas atau sebagai orang yang mengemban dan mengembangkan berbagai bentuk pemikiran, yang terkandung dalam kurikulum pendidikan serta berbagai aturan atau pedoman yang berkaitan dengan KBM di sekolah. Dengan demikian diperlukan komprehensivitas diri dari para guru antara lain, pemikiran, kemampuan, disiplin dan motivasi kerja, serta kreativitas kerja yang diperlukan agar mencapai hasil yang maksimal menuju tercapainya tujuan pendidikan. Kreativitas guru akan muncul jika : 1. Berfungsinya sumber-sumber yang tersedia dan dapat mendukung pengembangan profesional guru secara berkesinambungan, 2. Tersedia waktu untuk aktivitas pengembangan bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya, 3. Adanya aktivitas yang dapat meningkatkan kemampuan guru dalam lingkungan yang luas, 4. Adanya pembahasan hasil-hasil penelitian untuk meningkatkan kinerja 5. Adanya penghargaan kepada guru dan karyawan dalam berbagai aktivitas, 6. Adanya norma-norma atau aturan yang memuat tentang ketentuan punishment atau reward, sehingga guru dapat mencurahkan ide atau gagasannya, 7. Adanya peninjauan ulang secara berkala struktur insentif terhadap guru.
Harapan guru terhadap pemimpinnya dalam rangka pengembangan kreativitas adalah : 1. Dapat dijadikan panutan, 2. Netral (tidak pilih kasih) objektif dan konsisten, 3. Bertindak atas dasar sistem nilai, bukan like and dislike, 4. Sistem yang digunakan bersifat adil, 5. Menindaklanjuti hasil rapat dan memonitor pelaksanaannya, 6. Tidak bersifat otoriter dan monopolistis tetapi bersifat demokratis dan partisipatif, 7. Menitikberatkan pengembangan SDM (seminar, lokakarya, penataran, studi banding, diklat, penulisan karya ilmiah, klub baca dll ), 8. Menggerakkan SDM yang memiliki keca kapan, motivitas dan kreativitas maksimal untuk : • Mengatasi kelemahan-kelemahan sekolah, • Menyesuaikan program sekolah secara terus-menerus untuk berkompetisi di masyarakat yang dinamis (inovatif), • Menciptakan kondisi yang kondusif, harmonis di antara sesama warga sekolah sehingga tercipta perasaan nyaman dan tenteram, • Mengajak orang-orang biasa menjadi luar biasa. Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka mengembangkan kreativitas guru adalah : 1. Melakukan kegiatan yang positif dan kreatif melalui suatu kegiatan yang disebut pekan kreativitas guru (sejalan dengan pengembangan kreativitas siswa yang diprogramkan dinas pendidikan), 2. Bentuk pekan kreativitas bisa berupa, bazar, pameran pendidikan, berbagai kegiatan lomba, bakti sosial, studi wisata, seminr, pentas seni, dll. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan sekolah adalah menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Pembelajaran seperti ini diharapkan dapat mengurangi beban peserta didik dalam belajar. Keinginan mereka untuk datang dan belajar di sekolah saja sudah untung, ketimbang mereka harus putus sekolah.
 Pembelajaran yang efektif dan efisien, antara lain dilakukan dengan mengaplikasikan pembelajaran kreatif. Pembelajaran ini merupakan tantangan tersendiri bagi para guru. Mereka dituntut kreatif memberikan suatu pembelajaran sesuai dengan materi yang mereka berikan. Pembelajaran ini lebih condong pada upaya guru dalam memaksimalkan suatu pembelajaran dengan memanfaatkan segenap potensi yang ada
Pembelajaran kreatif yang dimaksudkan di sini tiada lain adalah pembelajaran yang dilakukan di dalam maupun di luar kelas dengan cara memanfaatkan segenap potensi yang ada secara maksimal. Secara implisit, pembelajaran ini mengandung muatan baru yang disesuaikan dengan keadaan, terutama dalam penyajiannya yang lebih inovatif. Bila di dalam ruangan kelas tidak tersedia fasilitas pembelajaran yang memadai, guru bisa memanfaatkan fasilitas yang ada, termasuk mengeksploitasi secara maksimal alam lingkungan di sekitarnya.
Dengan demikian, pembelajaran ini mampu beradaptasi dengan berbagai macam situasi dan keadaan sehingga bisa dilakukan di mana dan kapan saja. Karakter pembelajaran kreatif memang sangat fleksibel dan itu semua bergantung pada guru "sang kreator". Ini menunjukkan bahwa pembelajaran tersebut akan dapat disajikan oleh guru-guru yang memiliki kreativitas tinggi. Unsur kreativitas yang dipertaruhkan di sini pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang. Orang-orang yang memiliki kreativitas tinggi, biasanya dapat memelihara unsur tersebut dengan baik, begitu pun sebaliknya. Adanya kreativitas guru dapat juga meningkatkan kreativitas peserta didik, dan guru dapat menggunakan berbagai pendekatan dalam meningkatkan kreativitas peserta didik antara lain : 1. Jangan terlalu banyak membatasi ruang gerak peserta didik dalam pembelajaran dan mengembangkan pengetahuan baru. 2. Bantulah peserta didik memikirkan sesuatu yang belum lengkap, mengeksplorasi pertanyaan, dan mengemukakan gagasan yang original. 3. Bantulah peserta didik mengembangkan prinsip – prinsip tertentu ke dalam situasi yang baru. 4. Kurangi kekangan dan ciptakan kegiatan – kegiatan yang dapat merangsang otak. 5. Hargai perbedaan individu peserta didik dengan melonggarkan aturan dan norma kelas. 6. Kembangkan tugas – tugas yang dapat merangsang tumbuhnya kreativitas 7. Kembangkan kegiatan – kegiatan yang menarik, seperti kuis dan teka – teki. 8. Libatkan peserta didik secara optimal dalam proses pembelajaran, sehingga proses mentalnya bisa lebih dewasa dalam menemukan konsep dan prinsip- prinsip ilmiah.
 Penutup
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, yang mengarah pada situasi diatas, misalnya dengan mengembangkan modul yang heruistik dan hipotetik atau dengan menciptakan pembelajaran yang kreatif. Kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh aktivitas dan kreativitas guru, disamping kompetensi- kompetensi profesionalnya Karena itu, apa pun bidang studi yang digeluti guru dan bagaimanapun pelajaran tersebut disampaikan, maka kreativitas serta aktivitas kita sebagai seorang guru, harus mampu menjadi inspirasi bagi para siwanya. Sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk belajar, berkarya, dan berkreasi. Karena pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang terealisasi dalam keseharian siswa itu sendiri dengan baik.
 Daftar Pustaka
 Engkoswara.1999. Menuju Indonesia Modern. Jakarta : Aneka Cipta Mulyasa.2006.
Menjadi Guru Profesional.Bandung : Remaja Rosda Karya Sukadi.2006.
 Guru Powerful Guru Masa Depan.Bandung : Kolbu Suryosubroto.1996.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Duga Pemilu Curang, Ramai-ramai Kyai dan Ulama Sampang Desak Bawaslu Gelar Coblos Ulang LAPORAN :  NOVIYANTO AJI SABTU, 17 FEBRUARI 2024 |...